Cairan sendi adalah
cairan pelumas yang terdapat pada persendian atau sendi-sendi.Cairan itu
merupakan ultrafiltrat plasma yang mengandung asam Hialuronat yang disekresikan
oleh lapisan synovia sendi.Asam Hialuronat tersebut menyebabkan cairan sendi
bersifat kental sehingga cairan itu dapat berfungsi sebagai pelumas.
MAKROSKOPIS
1. Volume
Dalam keadaan normal
cairan sendi susah didapat dan biasanya volume normal tidak melebihi 2 ml.
Volume yang melebihi 2 ml menandakan adanya kelainan, makin besar volume itu,
maka makin luas juga kelainan yang ada.
2. Warna
Cairan sendi normal
tidak berwarna atau mempunyai warna kekuning-kuningan yang sangat muda.Jika
terjadi warna merah karena adanya darah biasanya disebabkan oleh trauma pungsi.
3. Kejernihan
Dalam keadaan normal
cairan sendi jernih.Proses patologis seperti radang dapat mengubah ciri-ciri
itu menjadi agak keruh sampai keruh sekali. Selain oleh peradangan kekeruhan
mungkin juga disebabkan proses-proses lain, yakni oleh adanya beberapa macam
Kristal atau oleh sel-sel synovia yang terlepas.
4. Viskositas
Cairan sendi mempunyai
nilai viskositas tertentu, beberapa keadaan patologis dapat mengurangi
viskositas sehingga cairan itu seolah-olah menjadi encer.Untuk menguji
viskositas isaplah cairan sendi kedalam semprit 2 ml, kemudian biarkan cairan
itu mengalir keluar dari semprit (tanpa jarum) dan perhatikan panjangnya benang
lendir yang dapat dibentuk sampai saat cairan itu jatuh. Dalam keadaan normal
panjangnya paling sedikit 5 cm. Makin pendek benang itu, maka makin abnormal,
kadang-kadang viskositas itu rendah sekali sehingga menetesnya seperti air
saja.
5. Bekuan
Cairan sendi normal
tidak membeku karena tidak berisi fibrinogen. Proses peradangan dapat
menyebabkan menyusupnya fibrinogen ke dalam cairan sendi. Kalau ada bekuan
laporkanlah besarnya bekuan itu, semakin besar bekuan itu, maka semakin berat
proses inflamasi.
MIKROSKOPIS
1. Menghitung
jumlah sel
Upaya ini dilakukan
seperti menghitung leukosit dalam darah tepi.Akan tetapi cairan pengencer Turk
tidak dapat dipakai karena asam acetat membekukan mucin yang terdapat dalam
cairan sendi. Pakailah larutan NaCl 0,85 % sebagai pengganti cairan Turk untuk menghitung
jumlah sel dan kamar hitung Fuchs-Rosenthal seperti diterangkan dalam bab
mengenai cairan otak.Dalam keadaan normal jumlah sel dalam cairan sendi kurang
dari 200 per µl. Pertambahan cairan sendi oleh causa bukan radang dapat
meningkatkan jumlah itu sampai 2.000 per µl, sedangkan adanya radang mendorong
angka itu sampai lebih dari 2.000 per µl.
2. Menghitung
jenis sel
Cairan sendi diperiksa
seperti cairan tubuh yang lain dengan cara membuat sediaan apus yang dipulas
Giemsa atau Wright. Dalam keadaan normal leukosit berinti segment kurang dari
25% dari semua jenis sel yang ada dalam cairan sendi.Semakin tinggi angka itu,
maka semakin akut keadaan patologis.
KIMIA
v Test
Bekuan Mucin
Test ini menguji kualitas mucin yang ada
dalam cairan sendi.
Mucin adalah satu komplex yang tersusun
dari asam hialuronat dan protein, mucin itu membeku oleh pengarah asam acetat.
Dalam keadaan
normal dan pada proses non-radang :
Mucin “berkualitas
baik” : terlihat satu bekuan kenyal dalam cairan jernih.
Mucin “berkualitas lumayan”
: menyusun bekuan yang kurang kuat,bekuan itu tidak mempunyai batas-batas tegas
dalam cairan jernih.
Mucin “berkualitas
buruk” : seperti pada proses-proses radang teristimewa pada radang oleh
infeksi, bekuan yang terjadi itu berkeping-keping dalam cairan keruh.
v Cara menemukan kecurigaan di daerah persendian
Analisis cairan sendi dilakukan jika menemukan sesuatu yang
mencurigakan di daerah persendian, berupa:
(1) nyeri di daerah persendian
(2) eritema meliputi daerah persendian dan sekitarnya
(3) inflamasi di daerah persendian
(4) akumulasi cairan sinovial.
Prosedur dalam pengambilan cairan
sinovial dikenal dengan arthrocentesis.
Setelah dianastesi lokal, dokter akan melakukan penyuntikan hinga masuk ke
tempat cairan sinovial berada (area diantara tulang).
Selain untuk
mengambil spesimen cairan sinovial, prosedur ini dilakukan juga dalam:
1. Pengambilan cairan sinovial
berlebihan untuk mengurangi tekanan yang berlebihan.
2. Injeksi kortikosteroid ke dalam
cairan sinovial yang mengalami inflamasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar